Luwu Timur, Sulsel–Seorang pasien korban kecelakaan lalulintas diduga ditolak pihak Puskesmas Tomoni, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Akibatnya keluarga pasien mengamuk dan marah-marah sebab korban tak diberikan pertolongan medis, kendati kondisinya korban sedangawat dan berlumuran darah.
Saksi warga yang berada di lokasi kejadian menjelaskan, pihak Puskesmas Tomoni tidak mau menolong korban sebelum muntah.
"Katanya bukan kondisi gawat darurat. Pasiennya baru mau ditolong dan dirujuk ke rumah sakit kalau sudah muntah padahal pasien ini sudah pingsan dan wajahnya berlumuran darah, " kata warga Minggu (23/1/22) malam.
Saat itu perawat dan dokter di Puskesmas Tomoni, siaga 24 jam, termasuk mobil ambulance juga terparkir di halaman Puskesmas.
Merasa tidak mendapatkan pertolongan medis di Puskesmas, korban terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ilagaligo, di Wotu menggunakan mobil bak terbuka.
"Pelayanan di Puskesmas Tomoni memang sudah sering dikeluhkan warga pak, bayangkan saja, korban yang luka berat tidak ditolong. Mau dirujuk ke RSUD Ilagaligo tidak diizinkan pakai mobil ambulance, ini sangat keterlaluan pak. Mereka tidak punya hati nurani sebagai manusia, ungkap keluarga korban.
Sementara pihak Puskesmas Tomoni membantah jika pasien ditolak. Seorang perawat jaga mengatakan korban sempat ditolong dan ditangani.
Sementara pihak Puskesmas membantah tuduhan tersebut, "Lukanya tidak serius, hanya luka lecet di pelipis dan kami sudah tangani selama dua jam. Kondisinya memang tidak parah. Korban juga masih sadarkan diri, sehingga kami berkesimpulan pasien tersebut masih bisa kami tangani, tapi keluarganya yang panik dan memaksa untuk segera dirujuk, " katanya.
Adapun soal penggunaan mobil ambulance untuk membawa pasien, menurut perawat di Puskesmas, ada aturan dan S.O.P yang mengatur tentang penggunaan Ambulance di Puskesmas tersebut.
Baca juga:
Dinas Kesehatan Bantaeng Putus Penularan DBD
|